BANJiR DI MATAKU

Disana sini berita bertebaran mengisi ruang media cetak maupun elektronik.

Dimedia Sosialpun sama, setiap hari bermunculan informasi seputar bencana longsor maupun bajir. 

Hujan tak henti. Cuaca semakin ekstrim,  Sungai meluap,  sawah dan pemukiman terendam banjir. 

Dulu daerah langganan banjir adalah kota Jakarta dan sekitarnya. 

Dulu didaerah namanya banjir sangat langka terjadi. 

Tapi, mengapa sekarang kok dimana mana terjadi bencana banjir. 

Masih ingat dulu waktu masih kecil.  Guru mengajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Tidak menebang pohon dihutan sembarangan. 

Karena hal tersebut akan merugikan kita semua. Diantara akibatnya tanah erosi,  longsor dan banjir. 

Dan memang dulu,  sungai dan hutan nampak indah terjaga. 

Tapi modernisasi menghapus keindahan dan asrinya lingkungan hutan kita. 

Akankah kita tetap terlena dengan modernisasi,  sementara pada akhirnya kita sengsara dari perubahan ini. 

Mungkin kurangnya kesadaran dari kita semua untuk menjaga lingkungan. 

Sudah berkurangnya rasa memiliki dan keinginan untuk melestarikan lingkungan alam sekitar kita. 

Saat ini saja kita sudah nampak kesusahan. 

Bagaimana kelak anak cucu kita menikmati hidupnya.  Bila kita hanya menyisakan kesusahan bukan kebahagian atas lingungan kita. 

Sulit rasanya siapa yang harus tanggungjawab atas berbagai bencana saat ini. 

Saya, kamu dan kita semua wajib menyadari dan mengajak siapapun untuk mulai memperbaiki atas kerugian bencana ini. 

Sebelum semuanya terlambat.  Sebelum sang pemilik alam raya semakin murka.  Atas keserakahan nafsu kita semua. 

Jangan gadaikan alam ini,  kepada orang-orang yang hanya mementingakan keuntungan. 

Jangan dijual alam dan lingkungan kita kepada manusia-manusia serakah nun jauh disana. 

Mereka hanya butuh keuntungan saja.  Dan tak akan sedikitpun berpikir akbitanya. 

Bagi mereka kita bukan siapa-siapa.  Dan kita menderita pun mereka tidak akan menangis dan iba. 

Sadarilah,  alam ini butuh untuk diwariskan kepada anak dan cucu-cucu kita.  

Betapa kayanya sumber alam kita. Jangan sampaik kita menjadi kaya akan bencana. 

Sadarilah. 


2 Responses to "BANJiR DI MATAKU"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel