MENANTANG DAN TERCIPTA BERSAMA OMJAY
MENU CITA RASA CINTA
Wah menu makan pagi atau siang ya. Jadi lapar liat poto makanan yang
diposting Omjay. Ada kejahilan dibalut tantangan booster menukil urat saraf
pikiran menggaruk daya cipta menulis.
Kok kejahilan ya?. Maaf ya Omjay hanya sekedar bermain kata saja supaya
tampak dibaca bikin gatal dikit. Hihii.
Namanya tantangan memang perlu energi dan motivasi mempersiapakn segala
amunisi daya cipta dengan harapan datang pada garis finish untaian cerita.
Dalam menulis ini memang cara yang ampuh untuk merangsang nafsu birahi
menulis. Ciaaaat Napsu birahi, hayoo jangan negatif pikirannya. Hup positif ya.
Jadi ingat guru SD saya dulu namanya Ibu Sujiyati Asli Yogyakarta. Beliau
rajin menantang murid-muridnya untuk membaca cepat. Alhasil saya selalu terdepan.
Terimakasih ibu guruku, do’a yang terbaik kupanjatkan untukmu.
Menu sederhana nampak dalam poto, tetapi saya yakin hotel Bintang Lima pun
kalah sama menu tersebut.
Maaf ya boss Hotel Bintang Lima. Bukan maksud negatif tapi hanya sekedar
berimprovisasi daya cipta saja. Semoga pembaca bukan pemilik hotel. Haha.
Sederhana itu bukan berarti tidak bernilai dan tidak memiliki cita rasa
tinggi. Berani saya bilang seperti itu, karena menu yang disajikan pasti
Spesial.
Spesial doang, spesial apanya?. Nih saya kasih tahu yah. Siapa yang
masaknya? Pasti Istri tercinta, darimana keahlian meracik bumbu masakannya
hingga tampak menggoda. Pasti dari Ibunda tercinta sang Mitoha orang sunda bilang.
Lantas memasak tampak Spesial buat siapa?. Tentu buat Suami dan Anak
Tercinta dan bapak-bapak harus mengapresiasi dan mengharagai atas perjuangan
memasak kekasih hati kita.
Ah tidak sepuitis itu juga kali?. Barangkali terpikir seperti itu ya, betul
tidak?.
Seandainya masakannya tidak enak nampak terasa asin atau apalah namanya.
Harus tetap diapresiasi, kenapa demikian kasihan anak Mitoha sudah berjuang
bersusah payah menyajikan yang terbaik buat kekasih tercinta.
Tapi saya yakin pembaca yang baik hati, jago semua masaknya ya, tapi bukan
masakan dapet beli diwarteg ya. Karena insting bapak-bapak pasti lebih peka.
Masakan orang lain tuh dilidah bapak-bapak ibarat punya hati diluar rumah
alias Bebene kata orang sunda Lebak
banten. Diumpetin juga pasti ujung-ujungnya ketahuan juga ya.
Lantas apakah menunya harus seperti ala kebarat-baratan. So jangan lah,
pepatah mengatakan Lain Ladang Lain belalang.
Lidah nasi dan sambel gak bakalan cocok dikasih Spageti atau apalah namanya.
Menu produk Nasional lebih oke dan terjangkau. Cintailah produk petani kita. Ya
dikit-dikit nyerempet menu kebarat-baratan bolehlah asal bagi-bagi ya.Haha.
Apalagi bila ditelisik ornamen dalam poto, memiliki cita daya kreasi seni
memasak tingkat lokal. Bahan lauk-pauk sederhana tetapi memiliki kandungan
manfaat luar biasa.
Membeli bahannya banyak diwarung tetangga. Tidak perlu pake ATM atau ke
Mall, cukup melangkah dan menunggu pedagangnya lewat. Menu masakan siap saji
tersedia.
Tentangga yang jual makin kaya, kita terpuaskan kenyang dan menyehatkan.
Selamat makan, selamat masak
Salam Literasi 2021.
terima kasih pak asikin, tulisannya sangat renyah dibaca
BalasHapusSama-sama omjay. Trimakasih..Semangat
HapusMembaca tulisan motivatorku, jadi lapar perut ini.
BalasHapusHahahah. Ayo dong makan yang banyak biar jadi buku. Pak gula aren
HapusWoowww...bagus tulisannya. Saya baca sambil senyum sendiri. Jadi lapar deh.
BalasHapushahahah jadi terhibur ya bunda. mantaaap
Hapus