KUE ENAK DALAM TOPLES



 
Tak rugi aku hadir bersama dalam kegiatan menulis yang digagas oleh omjay dan kawan-kawan. Tak bosan aku belajar pada para narasumber-narasumber hebat. 

Tak apes aku memiliki sahabat penulis, yang mengajak aku untuk bergabung belajar menulis, aku mendapatkan berbagai kemudahan dan kehebatan berada dikomunitas ini. 

Dengan sesadar-sadarnya bahwa diatas langit ada langit. Malu rasanya diri ini seandainya merasa hebat tetapi nyatanya tidak hebat. 

Malu rasanya pada teman yang mampu menginspirasi. Mereka sudah mampu berbuat kebaikan dan memberikan jalan yang gelap menuju terang benderang. 

Allah Swt maha adil dan bijaksana diberikannya aku kesempatan untuk terus berikhtiar, aku yakin kita semua terlenakan dengan pengetahuan yang kita miliki saat itu. Seakan kita merasa cukup memiliki ilmu seakan tidak perlu lagi menggali ilmu. 

Betapa bodohnya aku tak mampu belajar melihat cakrawala pada dunia dan seiisinya, betapa durhakanya aku dan kita semua atas karunia-Nya.

Omjay dan para narasumber hebat di ibaratkan “kue enak dalam toples”. Kue tersebut ditawarkan untuk kita semua untuk dimakan dan dinikmati bersama. 

Ditawarkannya kue tersebut dengan tiada kesungkanan, karena yang saya rasakan bahagianya mereka bila kita menikmati dan merasakan nikmatnya kue tersebut. 

Tak ada penyesalan saya rasa dalam menawarkan dan menyajikan kue tersebut untuk kita makan, justru sebaliknya kue yang kita makan, beraharap kita mampu juga membuat kue dan dapat menyajikannnya, bila perlu untuk ditawarkan lagi pada orang lain untuk dinikmati. 

Aku tak apes dan tak menyesal mengenal mereka. Orang-orang yang mampu memberikan dan membagikan kebahagiaan dan manfaat bagi orang lain. 

Dalam menulis biasa aku lakukan tetapi menulis yang aku lakukan tak memiliki harapan dan manfaat. Saat ini aku terdoktrin dengan ucapan omjay “Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi” keajaiban itu mulai aku rasakan dan diperlihatkan oleh Allah Swt, aku termakan rayuan maut motivasi para narasumber, rayuan yang mampu merubah dan memberikan kemudahan diriku dalam menukil asa melalui tulisan. Sungguh rayuan yang teramat besar berpahala. 

Kue yang enak semakin habis dimakan, sipembuat kue akan semakin senang dan akan membuat kue-kue kreasi laiinya. Semakin dibagi semakin banyak rezeki. 

Yang namanya menerbitkan buku sedikitpun tak terbayangkan, jangankan menerbitkan buku menulis masih ragu. Hanya kemustahilan yang mendera diriku sejak lama. 

Ketika aku membaca buku seseorang adakalnya hati ini berbisik “mereka hebat”, apakah aku bisa menerbitkan buku seperti mereka.? Banyak kekaguman pada setiap buku yang aku pegang tetapi seakan kekagumanku menyiksa atas sebuah keinginan yang sama.

Tak rugi aku hadir bersama dalam kegiatan menulis yang digagas oleh omjay dan kawan-kawan. Tak bosan aku belajar pada para narasumber-narasumber hebat. Tak ragu ada bersama bersama para penulis hebat. 

Cakrawala saat ini terbentang seluas mataku memandang. Saat ini tinggal mengunci mimpi menjadi kenyataan. 

Terimakasih do’a yang terbaik aku panjatkan bagi orang-orang tak pelit manfaat bagi orang lain. Aamiin

 


#4 Tantangan menulis setiap hari


Salam literasi

2021

 

 

 

3 Responses to " "

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel