BERSAMA CAK ININ

 

LIMA PULUH EMPAT

8 Oktober 2020

Menarik sekali materi malam kamis sungguh pengalaman berharga sejak ikut kuliah melalui WAG menulis pertemuan pertama hingga berlanjut ke pertemuan kedua merupakan pijakan berharga bagi saya kenapa demikian?, jujur saya senang menulis memang sudah sejak lama, tetapi apa yang saya tulis ya begitu saja istilah kata tidak ada guru khusus apa yang saya tulis hanya mengalir begitu saja otodidak tentu hasilnya pun biasa saja tidak menarik, wajar jika tidak ada yang melirik sekalipun sudah saya tulis diblog,namun pucuk dicinta melalui bu Aam Nurhasanah saya dikenalkan dikomunitas menulis komandannya pak Wijaya Kusumah alias Om Jay, mengenal om jay hanya melalui dunia langit heheeh pertama kalinya beliau saya kenal melalui kegiatan Webinar 1000 Guru Kabupaten Lebak belum lama ini dan beliau salah satu narasumbernya luar biasa om jay terimakasih om jay saya ingat selalu apa yang beliau nukilkan saat itu dikegiatan 1000 guru Kabupaten Lebak, menulislah dahulu dengan menggunakan tiga kata yang ada dihadapan kita atau yang kita rasakan dan itu akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa,ternya benar!.

Nah, dipertemuan kesatu hingga kedua kuliah WAG menulis ada dukanya bagi saya,disatu sisi saya sangat senang mendapatkan pengalaman berharga ingin segera melangkah cepat disisi lain yaa Allah Yaa Rabb pemilik seluruh alam jagat raya diri merasakan kesedihan allhamdulillah tepatnya pada bulan februari 2020 saya diberi cobaan sakit vertigo tentunya dengan ridho Allah SWT penyakit saya berangsur pulih dan cobaan ini berlanjut sejak vertigo lalu demam berdarah hingga saat ini sakit di kaki kata doketer sih kutu air kalau orang lembur (kampung) menyebut nya leuleuncangeun,vertigo sendiri efeknya agak menghambat keinginan saat ini bila berlama lama menatap handphone atau laptop pandangan akan sedikit oleng pandangan terganggu, akhirnya sadar diri untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada, doa dari handai taulan semoga saya diberkah kesehatan aamiin.

Alahmdulilah dipertemuan kedua narasumbernya luar biasa.Selamat malam guru-guru hebat di seluruh tanah air,bagaiman kabarnya sehat semua ya.. terima kasih  Om Jay dan Ibu Moderator Bunda Sri Sugiastuti alias Bu Kanjeng  atas kesempatan yang diberikan kepada saya,sapaan beliau memulai kuliah nya,bapak yang satu ini biasa dipanggil Cak Inin beliau guru yang inspiratif, kreatif dan motivator bila menelisik cerita beliau dalam perjalanan karir sebagai guru ataupun menulis,di pertemuan kedua ini Cak Imin didampingi moderator ibu Kanjeng, sungguh ibu penulis yang hebat dan penuh semangat serta inspiratif.

Cak Inin bercerita banyak tentang perjalanan karir profesi gurunya juga bagaiman beliau bercerita ketika suka menulis sejak remaja tetapi mendapatkan kematangan dan keteguhan menulis justru setelah beliau di usia yang matang, memasuki usia 54 tahun keinginan menulis semakin kuat. Tapi bagaiman cara menulis dan memulainya ? Itulah pertanyaan besar yg muncul dlm hatinya.Sungguh hal itu mungkin sama seperti kebanyakan kita yang ingin menulis tetapi tak tahu apa yang harus dilakukan. Hingga beliau meneguhkan diri.Tiada kata terlambat untuk menjadi seorang penulis. “Sebaik-baiknya manusia adalah yang mau berubah ke arah kebaikan dalam segala hal dan bermanfaat bagi orang lain. Karena Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kalau kaum itu tidak mau merubahnya sendiri, sungguh indah pak nukilan  hadist tersebut,cak imin pun menambahkan pepatah mengatakan " Dimana ada kemauan di situ ada jalan". Dan "Manjadda Wajadda' ( siapa yg bersungguh-sungguh pasti berhasil) Aamin. 

Sungguh patut di contoh semangat perjalanan lika-liku Cak Inin berproses melalui tulisannya dan tentunya kekuatan akan presatasi yang diraih tersirat melalui nukilan dan ungkapan beliau diatas Allah menghendaki hidup Cak imin lebih bermakna lagi diusia 54 tahun, awalnya saya kaget sekaligus terkagum-kagum bagaimana tidak selama ini yang saya dengan kebanyakan diusia seperti Cak inin pada lingkungann saya yang terdengarnya pasrah pada kenyataan usia hinggga kesannya malas untuk produktif dengan alasan inilah itulah seakan-akan melemahkan diri sendiri dengan pengakuan usia yang sudah tua, tetapi justru kebalikan kalau kita mencermati pengalaman Cak imin justru dengan usia matang 54 tahun cak inin lebih produktif dan inspiratip bagi lingkungannya, kalau boleh saya mengumpamakan usia Cak inin adalah angka keramat, semoga bapak selalu diberikan kesehatan, panjang umur serta apa yang bapak kerjakan menghasilkan manfaat yang lebih baik bagi nusa bangsa,agama juga keluarga, Aamin

 

Salam hormat

Asikin Widi Jatnika

SMPN 4 Muncang 2020

7 Responses to "BERSAMA CAK ININ"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel