CORONA OH CORONA
Sejak pandemi covid 19 merebak diseantero jagat semua berbagai bentuk aktivitas manusia teganggu sehingga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, bermula penularan dari negeri nun jauh disana hingga mampir juga ke negeri tercinta Indonesia ku.
Berbagai media masa cetak maupun elektonik dengan cepat merespon dan menginformasikan kondisi pandemi ke masyarakat. Jujur, saya secara pribadi agak gentar juga akan cepatnya merebak wabah conona ini. Sungguh ini suatu cobaan yang berat bagi kita semua hingga kita dihapadkan pada kecemasan yang menginggapi. Pemerintahpun bergerak cepat untuk menanggulangi akan wabah ini tentunya kita patut mengapresiasi tanggapnya pemerintah menanggulangi penyembaran wabah dengan betrbagai cara.
Tepatnya, bulan maret 2019 kalo penulis tidak salah mengingat. Wabah ini juga berdampak pada kegiatan belajar mengajar disekolah bil khusus sekolah kami. Wabah ini berdampak tidak hanya di sekolah perkotaan sekolah di wilayah pedesaan pun sama. Dengan adanya kebijakan ditengah pandemi sekolah kami menyikapi kebijakan pemerintah daerah dan pemerintah pusat tentunya.
Sekolah kami geografisnya di daerah berbukit di sudut pelosok desa pada Kabupaten Lebak Propinsi Banten, yang alhmdulilah walapun akses transfortasi cukup lancar dengan kondisi jalan desa sebagian rusak. Sebagaimana kondisi desa umumnya tidak semua juga terakses jaringan Internet. Sedihnya diwilayah sekolah kami mengajar, jaringan sinyal tidak ada. Seandainya ingin berkomunikasi harus mencari keluar wilayah sekolah untuk mendapatkan sinyal.
Disekolah kami memang ada jaringan wifi satelit, itupun keadaan sinyal nya sangat mengecewakan. Kadang ada jaringan kebanyakan banyak eror nya hehehe tentu sangat menghambat informasi yang diterima sekolah.
Sejak kebijakan wabah corona bergulir dan proses pembelajaran harus PJJ tentunya memberikan tantangan tersendiri bagi kami sudah terbayang betapa statisnya nanti dalam pelaksanaan PJJ. Kenyataanya ternyata benar PJJ disekolah pelosok cukup menguras pikiran kami. Siswa kami saat diberikan materi kesulitan dalam mengakses jaringan internet,hingga siswa kami harus keluar rumah kepinggiran desa mencari jaringan sinyal. Itupun kalau sinyalnya lagi kuat.
Fasilitas pemberian materi PJJ yang kita sampaikan melalui WAG Wali Kelas masing-masing. Itupun tidak semua siswa terakomodir pada WAG tenyata banyak juga siswa yang tidak memiliki gawai. Dengan keterbatasan susah jaringan sinyal adakalnya materi diberikan hari ini terbaca oleh siswa di hari berikutnya.
Melalui evaluasi keterlaksanaan daring yang cukup terhambat akhinya dinas terkait menggulirkan kebijakan PJJ. Melalui moda kombinasi daring dan luring dengan konsep BDR ( belajar dirumah),daring diakmodir melalui online , luring diakomodir dengan modul/buku paket/LK.
Karena dominan moda luring kita menyusun jadwal berdasakan tingkat dan kelompok. Perkelompok dengan jadwal masing-masing mengambil modul ke sekolah. Begitupun guru-guru dibagi jadwal hadir kesekolah untuk melayani siswa dan alhmdulilah berjalan lancar. Adapun kehadiran siswa berdasarkan kelompok, siswa kesekolah hanya satu jam saja , selanjutnya guru memfasilitasi penyerahan modul serta beberapa menit apersepsi untuk materi yang diberikan.
Adapun moda daring hingga saat ini tersendat-sendat, walapun pemerintah sudah menggulirkan kuota gratis ya itu karena keterbatasan jaringan sinyal. Akhirnya kami nikmati saja keadaan ini apa hendak dikata ya sudahlah, yang penting bagaman caranya materi guru tersampaikan ke siswa kami.
Kami berharap dan berdoa semoga wabah corona ini segera berlalu, dan pemerintah terus menerus bekerja menyelesaikan wabah saat ini seiring digulirkannya berbagai kebijakan.
Catatn kecil Blogger Kampung
0 Response to " "
Posting Komentar