BERSAMA PAK JOKO IRAWAN MUMPUNI

SEMAKIN AKU TAHU



Pada kesempatan pertemuan kelas WAG menulis kali ini, narasumber yang dihadirkan oleh Omjay dkk merupakan seorang penggiat literasi  juga pengusaha. Beliau adalah bapak Joko Irawan Mumpuni merupakan Direktur Penerbit Mayor PT Andi.

Metode penyampaian kali ini dominan berupa  slide gambar juga audio voice. Peserta diajak untuk berpikir kritis (HOTS) terkait materi disampaikan.

Pada Awal paparan materi peserta diberikan penjelasan untuk sasaran buku yang akan ditulis, karena elemen penting untuk fokus pada tujuan penerbitan buku. Apakah buku teks atau buku non teks. Hal itu menurut narasumber perlu  dicermati karena menyangkut produk buku yang akan di pasarkan berkaitan dengan sasaran konsumen buku nantinya.

Dalam kesempatan bersama di kelas WAG Menulis, beliau mencermati, bahwa peserta sudah mampu dalam menulis dan bisa menerbitkan buku. Hanya belum memiliki pengalaman dan relasi dengan penerbit saja, hingga menjadi kendala untuk menerbitkan buku. Tak tahu naskah seperti apa yang dikehendaki.

Banyak pilihan untuk semua penulis dalam menerbitkan buku. Bentuk buku tidak harus buku solo, menulis berkelompok (Antalogi)  bisa diterbitan dicetak menjadi sebuah buku.

Contoh buku yang sudah diterbitkan oleh Penerbit Andi.











(a)     Buku ditulis oleh satu penulis (umum)

(b)     Buku bekerjasama dengan penulis lembaga (market lembaga)

(c)      Buku bekerja sama dengan penulis dosen ( market kampus)

(d)     Buku ditulis konsursium penulis guru besar UGM ( Calling Chapter, 1 Bab 1 Penulis)

Paparan yang disampaikan narasumber, membuka ruang berpikir penulis,betapa pentingnya sasaran market yang akan dituju dalam penulisan buku. Banyak pilihan yang ditawarkan penerbit pada penulis buku. Dari buku solo hingga buku yang ditulis lebih dari satu orang.

Selanjutnya narasumber mengajak peserta untuk menilai diri, diposisi manakah kita saat ini dalam hal menulis. Saya sendiri merasa ada dalam posisi yes, I did it , sedang melakukan menulis.

 

Pembaca yang budiman, ternyata posisi seorang penulis adalah profesi sangat mulia. Ketika satu karya tulis kita terbit menjadi sebuah buku, perputarannya menghasilkan proses yang luar biasa. Bagaimana tidak luar biasa. Ternyata bisa menghidupi banyak orang. Karena terjadi perputaran nilai ekonomi. Sungguh tak terbayang sedikitpun. Betapa hebatnya seorang penulis. Tidak saja hebat dalam menciptakan karya. Tetapi bisa memberikan penghidupan juga untuk orang lain. Seperti halnya narasumber mengumpamakan bahwa upah tertinggi seorang penulis nanti kelak disurga. Aamiin.

Tetapi hebatnya energy positip karya seorang penulis,terhambat juga pada minat baca masyarakat kita,sehingga produksi penerbitan buku juga menjadi terhambat pula.

Minat menulis dan membaca masyarakat kita di Asia saja kalah dengan Negara-negara tetangga. Masyarakat kita kurang memanfaatkan waktu untuk hal yang lebih produktip. Cenderung waktu senggang digunakan untuk hal-hal yang kurang efektip. Hingga waktu luang yang ada berlalu begitu saja.

Alhmdulillah. Tentunya Pandemi saat ini memberikan manfaat lain untuk kita semua peserta WAG Menulis. Kita bisa memanfaatkan waktu luang untuk hal yang kebih produktip untuk perkembangan budaya literasi di negara tercinta, setidaknya kita sebagai insan pendidik sudah berada dijalur yang tepat untuk menumbuhkembangkan literasi melalui karya nyata sebagai daya dukung profesionalisme guru dan membuka ruang manfaat laiinya.

Dalam kesempatan kelas WAG Menulis, narasumber menegaskan bahwa Penerbit Andi membuka peluang bagi peserta WAG Menulis untuk menerbitkan buku tanpa memilah latar belakang penulis pemula atau penulis lama. Yang penting memenuhi syarat Penerbit Andi  http://andipublisher.com/sub-05-prosedur-penulisan.html.

Dalam penerbitan buku  ada tahapan yang harus dilalui entah melalui Penerbit Mayor maupun Penerbit Minor yentu keduanya memiliki  perbedaan.

Hasil akhirnya lah  yang kita harapkan, karya tulis kita berbentuk sebuah buku. Dari kepuasan, reputasi, karir dan royalty akan menyertai.

Tetaplah selalu konsisten dan komitmen untuk selalu memanfaatkan waktu luang dengan menulis. Karena apa yang kita tulis akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa, “ Tahukah kau mengapa aku sayangi lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suara mu takan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari “ (Pram 06/02/2006).

BIla kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar , maka menulislah ( Al Ghazali). Sungguh ungkapan yang indah dinukilkan kedua tokoh hebat ini. Apakah kita menyadarinya? Lebih baik terlambat daripada tidak memulai sama sekali untuk menulis. Salam literasi.

 

Asikin Widi Jatnika

@Blogger Kampung

 

 

10 Responses to "BERSAMA PAK JOKO IRAWAN MUMPUNI"

  1. semangat terus, sudah keren resumenya

    BalasHapus
  2. Format atau font tulisan saya suka, enak dibaca. Hanya di poin a,b,c,d masih kurang rapi dan lurus. Ke depan perlu diperbaiki. Terima kasih.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Mantaaap pak sy suka baca blog yg tampilannya begini fontnya enak dimata...

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel