SUDUT PELANGI KAMPUNG
Serpihan Seni Padepokan Silat
Tadi malam. Kita jalan malam bertamu ke salah satu Padepokan Silat. Tepat selesai melaksanakan shalat magrib. Kita bersiap menuju Padepokan.
Anak saya yang pertama, tidak turut serta. Diajak pun enggan, mungkin hal ini tidak menarik baginya. Ya sudah tak mengapa.
Saya, istri beserta anak saya yang kedua, bergegas berangkat. Kita berharap tidak terlalu malam nanti pulangnya.
Kami keluar rumah menuju Padepokan Silat menggunakan motor Honda Win. Motor ini saya dapat tahun 2005. Hadiah dari kakak dulu waktu beliau berkerja di pelayaran.
Motor yang penuh cerita dan kenangan yang tak terlupakan. Setia kemanapun mengantarkan aktivitas saya sehari-hari.
Jalan menuju Padepokan Silat melewati kampung Cirangrang Desa Sukanagara Kecamatan Muncang. Ujung kampung jalanya melewati jalan pesawahan. Jalan kecil hanya bisa dilalui motor saja. Jalannyapun licin dan berlubang.
Padepokan Silat Sinar Nagara didirikan oleh Abah Armad juga Abang, dan Ibu Asuhnya biasa dipanggil Ma Ratih. Padepokan lumayan sering tampil di berbagai acara.
Apresiasi buat para penggiat Padepokan Silat ini. Modernisasi sedikit demi sedikit banyak mengikis Seni Budaya kita.
Generasi sekarang cenderung tak tertarik, mau melestarikan Seni Budaya Lokal. Salah satunya Pencak Silat.
Padalah, Seni Budaya Lokal banyak terkandung nilai-nilai kehidupan. Banyak terkandung nilai-nilai Kearifan yang dapat dijadikan tuntunan hidup.
Pecak Silat merupakan Seni Kanuragan didalamnya adal olah raga dan olah rasa. Seni yang mengandung unsur keseimbangan antara manusia dengan Tuhan.
Ada dua anak malam ini. Mereka merupakan murid padepokan. Saya mintakan dua anak tersebut untuk menampilkan jurus silat yang sudah mereka pelajari.
Pelatihnya Neng Krisnawati. Banyak prestasi diraih, dari Tingkat Wilbi, Kabupaten hingga Tingkat Nasional. Neng Krisnawati, didaulat menjadi Duta Padepokan Sinar Nagara.
Semoga Padepokan Sinar Nagara tetap konsisten melestarikan warisan karuhun. Dan Pemerintah setempat memberikan dukungan.
Salam Literasi
Asikin Widi Jatnika
@Aikin
Kesenian daerah yg harus dijaga dan dilestarikan, jangan sampai modernisasi menyingkirkan kesenian tradisional. Anak2 muda dan penerus bangsa yg sedikit mengenal kebudayaan daerah, terkalahkan oleh gadget dan internet, padahal dengan gadget bisa melihat pula kesenian daerah melalui youtube... Jaga dan lestarikan kesenian sunda....
BalasHapusMari lestarikan. Satukan tekad. Satukan Hati untuk Negeri...
BalasHapusIni keren. Salah satu wujud nyata dalam meningkatkan literasi budaya, dengan melestarikan kesenian daerah.
BalasHapussalam, Pak Asikin
Semoga lestari ya pak ozy. Terimakasih atas apresiasinya. Salam Literasi
BalasHapusMudah2an ini kesenian pencak silat ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah sebagai apresiasi dari pelestarian budaya yang semakin menurun. Kita doakan semoga dengan mulai berkembangnya kesenian daerah dalam bentuk pencak silat menjadi motivasi bagi generasi muda di masa yang akan datang.
BalasHapusSatu talek, satu tekad, satu tujuan. Amin.
Mudah2an ini kesenian pencak silat ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah sebagai apresiasi dari pelestarian budaya yang semakin menurun. Kita doakan semoga dengan mulai berkembangnya kesenian daerah dalam bentuk pencak silat menjadi motivasi bagi generasi muda di masa yang akan datang.
BalasHapusSatu talek, satu tekad, satu tujuan. Amin.
Mudah2an ini kesenian pencak silat ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah sebagai apresiasi dari pelestarian budaya yang semakin menurun. Kita doakan semoga dengan mulai berkembangnya kesenian daerah dalam bentuk pencak silat menjadi motivasi bagi generasi muda di masa yang akan datang.
BalasHapusSatu talek, satu tekad, satu tujuan. Amin.
aamiin..lestari budaya lestari tuturunan karuhun. Semoga...terimaaksih apresiasinya pak
Hapus