BERSAMA BU EMI SUDARWATI
KOPI HITAM KUPU-KUPU BERSAMA GURU-GURU HEBAT
30 September 2020
Sedang Asik menikmati secangkir kopi hitam cap
kupu-kupu salah satu khas kopi di Kabupaten Lebak. Terdengar bunyi dering notifikasi
Whatsapp, naluri ingin membuka dan langsung membaca share informasi dari bu Aam
Nurhasanah. Jari jemari langsung Zoom
layar smartphone, ternyata mengenai Guru menulis di WAG Menulis bersama
om jay dkk narasumber lainnya. Teryata kawan satu komunitas MKKS pun bu Tini
Sumartini sudah bergabung di WAG menulis. Sejenak merenung teringat blog
terdahulu yang cukup lama ditinggalkan, ya karen sekjedar iseng saja,isi
blognya pun hanya sekedar poto dan video kegiatan siswa.
Bu Aam Nurhasanah merupkan teman di Komunitas MKKS Wilbi III Kabupaten Lebak. Gayung bersambut langsung tancap gas
saya chatt nomor whatsaap pribadinya dan
alhmdulillah Allah SWT memudahkan. Bu Aam Nurhasanah langsung respon memberikan
motivasi mengenai keikutsertaan di WAG menulis bersama om Jay. Semangat jadinya
untuk segera dimasukan ke WAG Menulis. Dengan bantuan informasi dan petunjuk bu Aam Nurhasanah, penulis bergabung di WAG Menulis
gelombang 13. Ternayata cukup lama juga WAG Menulis ini ada. Jujur sudah
bergabungpun masih agak bingung, apa yang harus dilakukan di WAG Menulis, saya
chatt kembali bu Aam Nurhasanah dan beliau meyakinkan serta memberitahukan
bahwa jadwalnya nanti malam rabu narasaumbernya bu Emi Sudarwati. Beliau
narasumber pertama penulis di WAG Menulis Gratis.
Selepas magrib berlalu
langsung membuka kembali WAG Menulis tenyata moderatornya bu Aam Nurhasanah. Tak
ketinggalan menyiapkan kopi hitam panas Cap Kupu-Kupu. Dimulailah sesi kuliah
pertama saya di WAG Menulis. Moderator langsung menjelaskan bahwa malam ini 30
September 2020 kuliah dibagi 2 sesi. Sesi pertama adalah sesi materi
sedangkan sesi kedua sesi tanya jawab. Narasumber ibu Emi Sudarwati beliau
adalah juara pertama lomba inovasi pembelajaran tingkat Nasional Kemdikbud
tahun 2016 dan juga penulis ratusan buku. Beliau malam ini
tidak memberikan materi hanya sekedar bercerita pengalaman saja. Sejak
kapan beliau mulai menulis dan menerbitkan buku. Sampai saat ini.
Awal cerita Narasumber
Sejak SMA, tahun 1990 sudah mulai suka menulis cerita,berlanjut.
hingga beliau menjadi PNS dan terhenti menulisnya. Mungkin karena kesibukan
dalam pekerjaanya tetapi semangatnya tumbuh kembali seiring bertemu penulis
hebat lainnya di bojonegoro dan tujuannya bukan lagi financial tetapi tujuannya berkeinginan sukses menulis bersama
siswa-siswanya.
Pada tahun 2015, ditugaskan untuk mengikuti lomba Inobel Tingkat Nasional
masuk sebagai finalis inobelnas ,di tahun yang sama mendapat anugrah sebagai
guru Bahasa Jawa berdedikasi.
Pada tahun 2016, mengikuti seleksi guru prestasi tingkat Kabupaten
Bojonegoro, menduduki juara ke tiga dari tiga puluhan peserta. Pada tahun yang
sama, juara 1 inobelnas kategori SORAK (Seni, Olah Raga, Agama,
bimbingan Konseling dan Muatan Lokal), juga mengikuti untuk short Course di
Negeri Belanda.
Tahun 2017, melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug Singapura.
Tahun 2018, Penerbit Buku Inspiratif (PBI).
Tahun 2020, mengelola perpustakaan pribadi menjadi
TBM. Namanya TBM Kinanthi. Kegiatan rutinnya adalah mengadakan
pelatihan dan lomba menulis. Lomba di TBM Kinanthi tentu berbeda
dengan lomba-lomba di tempat lain. Karena bertujuan memotivasi .
Setelah menyimak cerita beliau tumbuh semangat saya untuk menulis
kembali. Ternyata berpengaruh sekali untuk mengetahui pengalaman
penulis-penulis hebat. karena dengan perjuangan semangat dan kerja keras,
mereka dapat menginspirasi kita untuk lebih baik lagi dalam hal menulis,dan yang
paling penting kata kuncinya selalu untuk berliterasi membaca dan terus
membaca.
Tiba saatnya sesi tanya jawab dan saya berkesempatan bertanya
melalui moderator bu Aam Nurhasanah.
Pertanyaan : saya
kadang-kadang ingin menulis tentang sosial kemasyarakatan, tetapi
ada kekhawatiran tulisan saya menyinggung pihak-pihak tertentu yang berhubungan
dengan tulisan saya. Bagaimana tips nya untuk menulis nyaman dan aman.
Jawaban Narasumber :
Waalaikumsalam wr wb. Terimakasih Pak Widi. Pertanyaan yang luar
biasa. Ini masalah perasaan ya. Untuk menulis semacam itu, yang saya lakukan
adalah mengkomunikasikan dengan pihak lain. Atau disamarkan namanya.
Sebelum menjadi buku, coba baca di hadapan teman lain. Minta pendapatnya.
Seneng saya dapat jawaban dari narasumber, dan iya juga tak
terbayang sedikitpun hal itu untuk diterapkan dalam menulis. Jadi dapet
pengalaman baru berkah covid 19 juga nih hehehe.
Terimakasih Om jay,ibu Emi Sudarwati, Ibu Aam Nurhasanah. Semoga
kegiatan kita diridhoi dan diberkahi Allah SWT..Aaamin
Asikin Widi Jatnika
Blogger Kampung (1)
Mantaap pak deden, ayo kita mulai kuatkan tekad untuk mengejar ketinggalan hehehe..
BalasHapussiaaaap bunda makasih supportnya
HapusMantapp.. Tancap gas pak den.. Joss gandos
BalasHapusterimakasih suhu..infromasi selalu
HapusMantull, lanjutkan....
BalasHapussiaaaap terimakasih bp/ibu
Hapusgaskeun pak.... saya yang tadi nya tidak suka kopi hitam setelah datang ke Lebak jadi suguhan wajib, ternyata sekarang kopi hitam jadi minuman pelengkap kalau sedang di Lebak...apalagi di sambil diskusi semakin mantap
BalasHapuskopiku mantaap kupu kupu heheh haturnuhun
Hapussebuah cerita yg menginspirasi dan memotivasi pembaca, terima aksih bu emi
BalasHapusluar biasa omjay terimakasih
HapusDengan menulis mendapatkan vitamin baru dalam membuka wawasan
BalasHapusKereeenn, lanjutkan
BalasHapusmari kita kreeen bersama sama buya
HapusMenulis adalah aktifitas mengasyikan. Menuangkan apa yg ada dikepala menjadi tulisan yg dapat difahami pembaca jadi sebuah tantangan.
BalasHapusTantangan menulis adalah ketika harus memilih diksi yang tepat. Semua kata boleh d tulis, tetapi harus dirangkai dengan kata2 lain yang tepat. Itu seni menulis..
mantaaap ,terimakasih saran nya pak gulaaren
Hapus