BERSAMA BU JAMILAH K. BADERAN

6 Cara, Mudah Menulis

(Ekspektasi dan Realita)



Jamila K. Baderan, M.Pd. Guru di SDN No. 30 Kota Gorontalo, Prov. Gorontalo. Lahir di Sidodadi, 14 Juni 1978. Menikah dengan Amir Hamzah, S.P dan dikaruniai 3 orang putri dan 1 putra. merupakan narasumber kali ini yang dihadirkan Omjay dkk.


Manusia wajib berikhtiar. Ikhtiar merupakan kodrat yang harus dijalani dalam kehidupan. Apa yang diinginkan harus diperjuangkan. Karena segala bentuk kebutuhan hidup manusia, tidak terlepas dari upaya dan daya dari yang Maha Kuasa.


Pertemuan kali ini, merupakan pertemuan ke 16 di kelas WAG Menulis. Bertahan hingga saat ini, merupakan bentuk ikhtiar yang tak mudah dilalui.


Berbagai hambatan kerap terjadi. Membagi waktu dengan kegiatan lain. Menepa diri untuk tetap konsisten. Berpikir positip dan fokus untuk mencapai keinginan.


Mencermati profil Ibu Jamila, beliau merupakan seorang guru juga penulis hebat. Beberapa buku telah lahir dari pena emas beliau. Diantaranya :


Buku Karya Tunggal:

1. Kwartet Media Bermain dan Belajar (2018)

2. Ekspektasi VS Realitas (2019)

 

Buku Karya Bersama:

1. Design Thinking Membangun Generasi Emas dengan Konsep Merdeka Belajar (2020)



Pada kesempatan kuliah WAG Menulis kali ini, materi yang disampaikan merupakan pengalaman beliau. Bagaimana beliau dihadapkan dalam berbagai kendala dan tantangan yang harus dilalui dalam menulis.


Kendala yang beliau temukan sangat membebani dalam proses perjalanan dalam berkarya.

Sejak buku tunggal pertama, lahir pula buku tunggal " Ekspektasi dan Realita (2019).


Walapun saya belum memiliki buku tersebut, tentu saya berusaha menyelami pada judul buku tersebut. Diperkuat juga melalui paparan materi malam ini. Betapa buku tersebut merupakan perjuangan beliau dalam menghasilkan dan menyelesaikan karya menulisnya.


Dalam paparannya, bahwa salah satu bentuk pengembangan diri dan mengembangkan kompetensi kita adalah dengan cara bergabung dalam satu komunitas seperti WAG  Menulis. Bergabung dalam WAG Menulis tentu ada tujuan yang ingin dicapai. 

Menurut beliau setiap orang,  pasti memiliki ekspektasi terhadap berbagai hal yang di inginkan dalam hidup. Sayangnya, ekspektasi kita tidak selalu sama dengan realita. Ekspektasi tak seindah kenyataan. 

Dalam hal menulis, harapan terbesar kita adalah mampu merangkai kata-kata menjadi sebuah paragraf menarik yang terus berangkai menjadi bab demi bab hingga akhirnya menjadi sebuah buku. Sekilas, menulis adalah hal yang sangat mudah. Bukankah kita sudah sering menulis sejak kecil? Tetapi, ketika kemampuan menulis tersebut disandingkan dengan ekspektasi sebuah karya yang bernilai bagi orang lain muncullah masalah besar. Diantaranya :

1. Bagaimana memulai sebuah tulisan?

2. Apa ide/topik yang harus kita tulis?

3. Apakah tulisan saya menarik?, dls.

Sungguh hal tersebut diatas, saya rasakan terlebih sebagai penulis pemula. Betapa kendala tersebut seringkali hinggap. Sehingga apa yang ingin ditulis penuh keragu-raguan sehingga menulis tidak jadi-jadi. 


Menurut beliau, untuk mengubah ekspektasi menjadi prestasi kita harus berubah. Ada 2 hal penting yang harus kita ubah, yaitu mindset dan passion. Mindset adalah cara pikir tentang sesuatu yang dapat mempengaruhi sikap dan tindakan kita. Sementara passion adalah sesuatu yang membuat kita tidak pernah merasa bosan. 

Nah kedua hal itulah yang tidak saya sadari sejak awal. Kenapa demikian? saya menulis ya menulis saja. Sehingga apa yang saya lakukan selalu dihadapkan kendala-kendala. Beruntunglah setelah bergabung dengan WAG Menulis, perlahan tapi pasti kedala yang dialami dapat teratasi. 


Terlebih menyimak paparan narasumber kali ini, semakin memperkuat ekpektasi saya untuk terus menulis. Betapa pentingnya Mindset dan Passion untuk dilakukan. Sehingga kita menghasilkan karya sesuai harapan.


Kembali memperkuat keyakinan untuk mencapai realitas. Berusaha terus konsisten, membangun tekad yang kuat merupakan modal utama.


Berikut  pengalaman narasumber beberpa  hal dalam menulis:

  • Tulislah apa yang ingin kita tulis.
  • Menulislah apa adanya, tanpa beban, dan tekanan.
  • Jadikan menulis sebagai suatu kebutuhan
  • Menulislah hingga tuntas, jangan memikirkan editing.
  • Menulis jangan terlalu lama.
  • Jangan memikirkan baik buruknya tulisan kita, karena yang akan menilai adalah          pembaca

Tentu 6 point pengalaman menulis narasumber, bisa dijadikan rumus menulis bagi kita, guna mengembangkan dan mewujudkan mimpi kita dalam menghasilkan karya. Sehingga Ekspektasi dan Realitasnya. Sesuai yang kita harapkan.


Salam Literasi
Asikin Widi Jatnika
@ Ikin Blogger Kampung






















3 Responses to "BERSAMA BU JAMILAH K. BADERAN"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel