BERSAMA PAK HAJI ENCON RAHMAN
KIAT MENULIS SUKSES DI TABLOID DAN KORAN
Pada kelas WAG Menulis pertemuan ke 9. Omjay menghadirkan pak Haji Encon Rahman sebagai narasumber. Didampingi moderator ibu Fatimah.
Pak Haji Encon Rahman merupakan penulis yang sudah lama malang melintang di dunia tabloid dan koran. Banyak karya dilahirkan dari kemampuannya dalam menulis.
Kegemarannya membaca sejak kecil mempengaruhi ketajaman berpikirnya dalam menulis. Diawali menulis pada majalah dinding masa SMP dan SPG merupakan pondasi awal beliau berkiprah dalam dunia menulis. Apresiasi dari teman sekolahnya apa yang beliau tulis, menumbuhkan energi positip. Didukung pula kepekaan insting sang guru yaitu pak Entis, melihat bakat yang dimilikinya. Motivasi dan dorongan serta semangat dari sang gurulah muncul kepercayaan diri, memacu dirinya untuk terus menggali dan mengembangkan potensi dalam hal menulis.
Diawali saran sang guru untuk mengirimkan karyanya ke Tabloid Mitra Desa Bandung, beliau mencoba dan memberanikan diri mengirimkan karya berbentuk tulisan humor dan kartun. Sebanyak 150 kartun beliau buat dan kirim ke Tabloid Mitra Desa Bandung. Alhasil dimuat dan mendapatkan honor.
Tak
terhenti pada kartun, beliau mencoba kembali mengirimkan cerpen dan sajak pada
tabloid yang sama, seiring pula mendapatkan kesenangan atas honor yang
diterima. Kawanya pun sempat menyebut beliau seorang wartawan.
Buah pengalamannya dalam dunia menulis menghantarkanya menjadi Juara 1 Guru Berprestasi Tingkat Nasional, tahun 2017 guru penerima penghargaan Internasional di Thailand mewakili guru Indonesia.
Beliau merupakan alumni Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung jurusan Bahasa Indonesia. Bahasa merupakan jurusan yang dituju, atas sumbang saran dari teman guna mendukung aktivitasnya dalam dunia menulis. Sejak di Bandung bergabung dengan komunitas Balai Jurnalistik ICMI Bandung. Bergabunglalah dikomunitas menulis guna memacu motivasi dan produktivitas dalam berkarya, ujarnya.
Selanjtutnya beliau mengirim
tulisan di Harian Pikiran Rakyat berupa cerpen, sajak, feature, dan atas izin
Allah ternyata dimuat. Beliau menyarankan untuk peserta kelas WAG Menulis,mulailah
menulis dari hal-hal yang ringan saja atau mulai dari koran lokal dulu.
Meskipun tidak dibayar, yang penting tulisan kita bisa dimuat dulu. Setelah
dikenal orang-orang, maka boleh melanjutkan ke koran tingkat nasional. Mengapa?
Karena kalau kita mulai ke koran yang besar, saat tulisan tidak dimuat maka
kita akan patah semangat. Ini akan mengecilkan semangat kita saat menulis. Saran
yang sangat memotivasi sekali.
Konsistensi beliau menulis
tentu sangat membantu financial semasa menempuh pendidikan dibandung, dari
hasil menulis dapat menutupi biaya kuliah. Karena nominal yang diterimanya
sangat besar untuk saat itu.
Waktu dan ruang bisa dijadikan tema dalam menulis, cari inspirasi dan informasi sebanyak mungkin. Semangat harus tetap dijaga dan ditumbuhkembangkan. Ingat!. Beliau menyarankan kita untuk tahan banting bila tulisan kita belum dimuat oleh penerbit. Mungkin ada hal belum sesuai dengan harapan penerbit pada tulisan kita. Bisa jug ide kita telah didahului penulis lain.
Cari tema yang tranding topic , pelajari tulisan Koran atau
tabloid,cermati segmen yang dituju, jadikan tolak ukur untuk tulisan kita
kedepannya. Tidak bernapsu untuk mengirimkan ke koran nasional, cukup koran lokal
terlebih dahulu. Konsisten mengirim tulisan meskipun dimuat atau tidak dimuat. Tidak
terhenti hanya mengirimkan satu tulisan dan menunggu hasil dimuat di koran. Tetapi
tetap fokus hingg tulisan kita dilirik oleh redaksi.
Fokus, Istiqomah, instropeksi, rajin membaca karya orang lain, melangkah secara bertahap, selalu update, memiliki jam terbang.
Menulislah karena Allah SWT.Menulis untuk ladang ibadah. Karena tulisan
akan lebih panjang dari usia kita.( H.Encon Rahman),
Salam Literasi
ASIKIN WIDI JATNIKA
@Blogger Kampung
2020
Better late than never... resumenya lengkap dan informatif... semangat terus yah pak Den..
BalasHapusyes. penuh perjuangan bunda....terimakasih supportnya..semangat semangat
HapusBagus resumenya mudah dipahami isinya, salam sukses pak
BalasHapusAlhmdulillah terimakasih bu emi...mari kita sukses bersama
HapusSemangat Pak Asikin.
BalasHapusterima kasih pak.salam literasi mari sukse bersama
Hapus